20 November 2008

Ruang - Ruang Kehidupan

Ahmad Fikri Adriansyah
Anggota Departemen Dakwah dan Ukhuwah Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah
Tebet Timur


Saya menemukan sebuah artikel bagus tentang “Manajemen Waktu” di komputer kantor saya. Saya modifikasi sedikit di beberapa bagian dan kini saya sajikan untuk Anda.

Suatu hari seorang ahli manajemen waktu berbicara di depan sekelompok mahasiswa bisnis. Ia tidak berceramah panjang lebar tentang manajemen waktu, tetapi ia memilih untuk menunjukkan sebuah ilustrasi sederhana. Ilustrasi itu begitu luar biasa sehingga tidak akan dengan mudah dilupakan para siswanya.

Ketika dia berdiri di hadapan siswanya dia berkata, “Baiklah, sekarang waktunya kuis.” Kemudian dia mengeluarkan toples berukuran satu galon yg bermulut cukup lebar dan meletakkannya di atas meja. Lalu ia juga mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu ke dalam toples.

Ketika batu-batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yang bisa masuk ke dalamnya, dia bertanya, “Apakah toples ini sudah penuh?” Semua siswanya serentak menjawab, “Sudah.”

Kemudian dia berkata, ” Benarkah? Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang-guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat tempat di antara celah-celah batu.

Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali lagi, “Apakah toples ini sudah penuh?”

Kali ini para siswanya hanya tertegun, “Mungkin belum", salah satu dari siswanya menjawab.

“Bagus!” jawabnya.

Sang ahli kembali meraih ke bawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir. Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong di antara kerikil dan bebatuan.

Sekali lagi dia bertanya, “Apakah toples ini sudah penuh?”

“Belum!” serentak para siswanya menjawab.

Sekali lagi dia berkata, “Bagus!”

Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples itu terisi penuh hingga ke ujung atas.

Lalu sang ahli manajemen waktu ini memandang para siswanya dan bertanya, “Apakah maksud dari ilustrasi ini?” Seorang siswanya yang antusias langsung menjawab, “Maksudnya, betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih dapat menyisipkan jadwal lain ke dalamnya.”

“Bukan", jawab sang ahli, “Bukan itu maksudnya. Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa : Kalau kamu tidak meletakkan batu besar itu sebagai yang pertama, kamu tidak akan pernah bisa memasukkannya ke dalam toples sama sekali. Apakah “batu-batu besar” dalam hidupmu? Mungkin anak-anakmu, suami/istrimu, orang-orang yg kamu sayangi, persahabatanmu, pendidikanmu, mimpi-mimpimu, dan hal-hal lain yang kamu anggap paling berharga dalam hidupmu. Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar ini sebagai yang pertama atau kamu tidak akan pernah punya waktu untuk melakukannya. Jika kamu mendahulukan hal-hal kecil (“kerikil” dan “pasir”) dalam waktumu, maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal kecil; kamu tidak akan punya waktu berharga yg kamu butuhkan untuk melakukan hal-hal besar dan penting dalam hidupmu.”

Saudaraku, sudahkah kita mengetahui “batu-batu besar”, “kerikil”, “pasir”, dan “air” yang akan mengisi ruang-ruang kehidupan kita? Sudahkah kita mendahulukan “batu-batu besar” dan mengakhirkan “air” untuk mengisi ruang-ruang itu? Semoga kita bisa segera menjawabnya dengan tegas: YA!

Wallahu a’lam…

Tidak ada komentar: